Cara memulai bisnis online dari nol mudah dan praktis. Cocok untuk pemula yang ingin mulai jualan online dengan strategi tepat agar cepat berkembang.
Bisnis online kini jadi pilihan banyak orang di Indonesia, baik sebagai usaha utama maupun sampingan. Alasannya jelas: modal lebih fleksibel, akses pasar luas, dan peluang berkembang sangat besar. Laporan terbaru bahkan menunjukkan e-commerce dan social commerce di Asia Tenggara terus tumbuh pesat, dengan Indonesia sebagai pasar terbesar.
Namun muncul pertanyaan klasik: bagaimana cara memulai bisnis online dari nol? Apa saja langkah penting agar usaha tidak hanya sekadar jalan, tapi juga mampu bertahan dan berkembang?
Untuk kamu yang ingin serius membangun usaha online di tahun ini, berikut panduan praktis yang bisa jadi pegangan, lengkap dengan tips, contoh, dan strategi yang relevan dengan tren terbaru.
Baca juga: 11 Cara Mudah Mendapatkan Pinjaman Modal untuk UMKM
Cara Memulai Bisnis Online
1. Validasi Ide & Riset Pasar (Langkah Paling Krusial)
Banyak orang langsung mikir soal produk, padahal langkah pertama yang benar adalahvalidasi ide. Jangan sampai kamu jualan produk yang tidak ada peminatnya.
Cara praktis validasi ide bisnis online:
- Gunakan Google Trends → cek kata kunci populer, misalnya “skincare organik” atau “aksesoris HP murah”.
- Telusuri marketplace (Shopee, Tokopedia) → lihat kategoribest seller & produk paling banyak review.
- Lakukan survei kecil → pakai Instagram Poll atau Google Form untuk bertanya ke target audiensmu.
- Coba pre-order terbatas → buka pesanan dulu sebelum stok besar, untuk menguji minat beli.
Pro tip: jangan hanya lihat jumlah peminat, tapi juga kompetisi. Produk dengan banyak permintaan tapi kompetisi rendah = peluang besar.
2. Tentukan Produk atau Layanan yang Tepat
Produk/layanan yang laku biasanya punya 2 ciri: menyelesaikan masalah atau memberi nilai tambah nyata.
Kategori produk bisnis online yang populer di Indonesia:
- Produk fisik: fashion, skincare, makanan ringan, aksesoris rumah tangga.
- Produk digital: e-book, template, kursus online, software.
- Jasa: desain grafis, manajemen media sosial, copywriting.
- Model reseller/dropship: cocok untuk pemula yang belum punya modal besar.
Tips memilih produk:
- Cari pain point pelanggan → misalnya, ibu muda butuh MPASI sehat praktis.
- Ikuti tren → produk eco-friendly, wellness, dan personalisasi sedang naik daun.
- Pikirkan repeat order → produk yang habis pakai (skincare, makanan, vitamin) lebih stabil.

3. Pilih Channel Penjualan (Jangan Andalkan Satu Saja)
Salah satu kesalahan pemula adalah hanya fokus di satu platform. Padahal, strategi multichannel bikin bisnismu lebih tahan banting.
Channel utama bisnis online di Indonesia:
- Marketplace (Shopee, Tokopedia, Lazada, Blibli)
Mudah digunakan, cepat dapat pelanggan, tapi ada persaingan ketat dan biaya admin. Shopee masih mendominasi pangsa pasar e-commerce Indonesia. - Website/Toko Online sendiri
(Shopify, WooCommerce, Wix) → lebih profesional, branding kuat, dan margin lebih tinggi. - Social commerce (Instagram, TikTok Shop, Facebook Marketplace)
Tren live shopping tumbuh cepat, terutama di TikTok.
Strategi rekomendasi:
- Mulai dari marketplace → validasi produk.
- Buka website sendiri → untuk branding & database pelanggan.
- Aktif di social media → bangun engagement, gunakan live selling.
Baca juga: Apa Itu Rekening Bersama dan Cara Kerja Rekber
4. Siapkan Sistem Pembayaran & Logistik
Pelanggan ingin proses belanja yangcepat, aman, dan transparan.
Pembayaran populer di Indonesia:
- E-wallet (GoPay, OVO, DANA, ShopeePay) → paling sering dipakai anak muda.
- Transfer bank & kartu kredit → masih jadi pilihan umum.
- COD (Cash on Delivery) → masih diminati untuk daerah tertentu.
Logistik yang bisa kamu pilih:
- JNE, J&T, SiCepat, AnterAja, NinjaXpress.
- Untuk bisnis kuliner atau produk cepat basi → pakai layanan same-day seperti Gojek & Grab.
Tips konversi: Tawarkan gratis ongkir dengan minimum belanja. Strategi ini terbukti meningkatkan rata-rata nilai belanja (AOV).


5. Hitung Harga & Margin dengan Teliti
Banyak pebisnis pemula salah perhitungan harga. Akibatnya, produk laku tapi untung tipis atau malah rugi.
Rumus cepat: Harga jual = (HPP + biaya lain) / (1 − margin target).
Contoh:
- HPP = Rp50.000
- Biaya admin + ongkir subsidi = Rp10.000
- Margin target = 30%
Maka harga jual = (60.000) / (0,7) ≈ Rp86.000.
Ingat: jangan perang harga tanpa strategi. Lebih baik main di value (kualitas, layanan, packaging unik).
Baca juga: 7 Perbedaan CV dan PT yang Wajib Diketahui Sebelum Bangun Usaha
6. Strategi Promosi & Marketing (Biar Cepat Laku)
Promosi adalah nyawa bisnis online. Tanpa promosi, produk bagus pun bisa sepi peminat.
Strategi marketing online yang efektif 2025:
- Optimasi Marketplace SEO
- Pakai judul produk lengkap + keyword.
- Upload foto/video jelas.
- Kumpulkan review positif sejak awal.
- Konten Sosial Media
- Instagram Reels, TikTok, dan YouTube Shorts efektif untuk awareness.
- Edukasi + hiburan = kombinasi terbaik (contoh: tutorial singkat + humor ringan).
- Live Selling
- Tren belanja lewat live stream terus naik. Penjual yang rutin live bisa naik konversinya sampai 2x lipat.
- Iklan Berbayar
- Mulai dengan budget kecil di Facebook Ads, Instagram Ads, atau TikTok Ads.
- Lakukan A/B testing pada gambar, teks, dan CTA.
- Email & WhatsApp Marketing
- Kirim reminder keranjang, promo ulang tahun, atau update produk.
- Pastikan tidak spam agar pelanggan tidak terganggu.


7. Jaga Kualitas Produk & Customer Service
Pelanggan online gampang berpindah ke kompetitor. Jadi, kualitas dan layanan pelanggan harus konsisten.
Tips menjaga kualitas & pelanggan loyal:
- QC sebelum kirim barang.
- Respon chat cepat (gunakan auto-reply untuk jam sibuk).
- Kebijakan retur/refund jelas.
- Beri kejutan kecil (free gift, ucapan terima kasih).
Ingat, pelanggan loyal = marketing gratis lewat word-of-mouth.
Baca juga: Apa itu P2P Lending? Pengertian, Manfaat dan Cara Kerjanya
8. Kelola Keuangan dengan Cerdas (Jangan Asal Jalan)
Banyak bisnis online gagal bukan karena produknya jelek, tapi karena arus kas kacau.
Tips manajemen keuangan bisnis online:
- Catat semua pemasukan dan pengeluaran harian.
- Pisahkan rekening pribadi dan rekening bisnis.
- Buat laporan bulanan (omzet, biaya, profit bersih).
- Sisihkan minimal 10-20% laba untuk reinvestasi.
👉 Kalau kamu pakai kartu kredit untuk modal atau operasional, hati-hati dengan tunggakan. Di sinilahSkorlife bisa bantu kamu lewat fitur:
- SkorPintar: kelola semua kartu kredit di satu portal, cek jatuh tempo, dan analisa pola penggunaan.
- Cek Riwayat Kredit: pastikan track record keuanganmu sehat.
- Peluang Pengajuan Kredit: lihat seberapa besar peluangmu disetujui bank/lembaga keuangan.
- Manajemen Keuangan: rekomendasi strategi bayar tunggakan & budgeting bisnis.
Dengan kontrol keuangan yang baik, bisnismu bisa bertahan lama dan siap scale up.
9. Scale Up: Dari Jualan Kecil ke Bisnis Besar
Setelah stabil, saatnya pikirkan ekspansi.
Cara mengembangkan bisnis online:
- Tambah variasi produk (bundle, edisi terbatas).
- Masuk channel baru (misalnya dari marketplace → website → ekspor kecil).
- Rekrut tim kecil (admin, CS, content creator).
- Bangun brand jangka panjang (logo, packaging konsisten, storytelling brand).
Gunakan data untuk ambil keputusan, bukan perasaan semata.
Baca juga: Bisnis Franchise: Definisi dan Ragam Keuntungannya
Kesimpulan
Memulai bisnis online bisa dari nol, bahkan tanpa modal besar, tapi butuh langkah yang terukur: mulai dari validasi ide, pilih produk, tentukan channel, optimalkan promosi, sampai kelola keuangan.
Dengan strategi yang tepat, bisnis online bukan sekadar sampingan, tapi bisa jadi sumber penghasilan utama. Jangan lupa, keuangan sehat = bisnis sehat. Manfaatkan tools sepertiSkorlife untuk membantumu menjaga arus kas dan peluang pendanaan di masa depan.
Ingat, konsistensi, adaptasi tren, dan data-driven decision adalah kunci sukses memulai bisnis online.
Hiburan
Berita Olahraga
News
Berita Terkini
Berita Terbaru
Berita Teknologi
Seputar Teknologi
Drama Korea
Resep Masakan
Pendidikan
Berita Terbaru
Berita Terbaru
Berita Terbaru
Lifestyle